BORNEOHITZ.ID, MURUNG RAYA – Sejak Januari 2024 Desa Tumbang Masalo Kecamatan Barito Tuhup Raya (Batura) Kabupaten Murung Raya (Mura) menjadi lokus stunting. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Desa yang menjadi binaan beberapa perusahaan besar swasta yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.
Peri, Kepala Desa Tumbang Masalo saat dikonfirmasi awak media mengakui memang kondisi penanganan stunting menjadi tugas utama yang dihadapi pihaknya, karena beberapa faktor yang cukup berat yang telah terjadi cukup lama sebelum dirinya menjadi kepala desa terpilih.
“Yang terjadi sejak lama dan hingga saat ini terus kita upayakan untuk ditangani adalah dampak dari aktifitas tambang batubara. Secara spesifik adalah limbah yang dibuang langsung ke salah satu sungai yang menjadi sumber air bagi seluruh masyarakat desa,” kata Peri, Minggu (21/7/2024).
Menurutnya permasalahan tersebut telah beberapa kali disampaikannya kepada pihak manajemen dari beberapa perusahaan batubara yang ada di wilayah desanya.
“Sudah beberapa kali kita bersurat dan sampaikan langusung ke manajemennya tapi belum ada realisasi. Kami berharap ada bantuan dari mereka (perusahaan tambang.red) untuk sarana air bersih bagi warga desa,” ujarnya lagi.
Selain itu kendala lainnya yang terjadi didesanya ini adalah kurangnya koordinasi dan sulitnya komunikasi antara pemerintah desa dengan pihak kesehatan khususnya Pustu Desa Tumbang Masalo.
“Ini juga yang menjadi kendala pak, semenjak saya menjadi kades di desa ini, koordinasi dsri pihak Pustu (pengelola pustu) masih kurang terjalin komunikasinya. Sehingga masyarakat yang terkena imbas atau dampaknya,” tegas Peri.
Dia berharap kedepan akan ada perubahan dan perbaikan komunikasi dan koordinasi antar pihak terkait, untuk merealisasikan percepatan dan penanganan serta menekan angka kasus stunting yang terjadi di Desa Tumbang Masalo. (yud)